Jeritan Mimpi Seorang Pejuang Bawah [Tanah]
Pilihan musik adalah cerminan sikap dan juga [mimpi]. Berawal dari menyanyi di atas meja untuk sekedar menghibur keluarga Rince Kurnia Dewi yang membumi sebagai Rinsdark berbagi segumpal cuap tentang mimpi.
Darah musik tersuntik sejak masih belum mengecap bangku sekolah. Sementara biusan rock dialirkan orang yang melahirkannya ke dunia saat masih berseragam putih merah.
Sebagai anak satu-satunya dan merupakan satu keturunan kaum hawa, Rince tidak merasakan masa-masa penuh kekangan. Namun baginya kebebasan adalah suatu hal yang membuatnya belajar akan kepercayaan.
Puluhan tahun kebelakang, penampilannya boleh jadi mirip poser ketimbang seorang rocker. [Ketika seorang rocker mengenakan sendal jepit ketika 'naik haji' di konser band rock kenamaan kelas dunia] pastilah banyak orang yang kini mengenalnya tentu sedikit terkaget.
Jejak kewanitaannya masih tersimpan ketika berseragam putih abu dengan dengan menjajal menjadi cheerleader. Namun musik terlanjur mendarah di antara daging, sehingga 'kegilaan' barunya ini sengaja ia tinggalkan.
Kecintaannya terhadap musik cadas membuat hasrat Rince membuncah untuk tergabung dalam sebuah band dan tampil gila-gilaan di depan penonton. Boleh jadi karena bakat ugal-ugalan itu pula, Rins memilih untuk bermain musik punk bersama Punktat dan mengisi teriakan-teriakan anti kemapanan.
Masa-masa pasca lulus menjadi pelajar sekolah menengah dilalui Rins dengan bermusik sambil mencoba merampungkan studinya. Tak seperti mereka yang gentar menyuarakan anti kemapanan, penyuka film horror ini mengaku sempat dua kali bekerja di industri korporat. Kenyamanan dan kebutuhan untuk memberikan nafas lebih panjang bagi scene asuhannya membuatnya harus berkompromi dengan kehidupan. Sayang kapitalisme terlalu angkuh untuk menerima komprominya. Keeksisan yang menggebu di situs jejaring sosial sempat membuatnya harus meninggalkan 'kursi panas' nan empuk.
Rins menemukan dunia baru di tahun 2007 [media-red dengan bergabung bersama Provoke]. Masih di bawah bendera musik dan DIY, ia mengupayakan pergerakan melawan kemapanan dalam format yang lain. Namun lagi-lagi, kenyataan di lapangan membuatnya kelelahan dan menjadi pekerja rumahan.
Rumah dan mimpi-mimpi Rins nampaknya berjodoh. Kebahagiaannya sebagai musisi [lewat band gothic Gelap-red yang lahir dan dibesarkannya - www.gelapsenja.com] tetap bisa diraih dan banyak pihak tersenyum lebar dengan melihat kreasi busana dan membeli tiket band-band cadas nagri. [Bisa diakses di www/ hershiningdark.blogspot.com]
Meski mengaku sudah sukses meraih mimpi, pengagum sosok ibu ini memiliki pengharapan bila bisa memutar jarum jam. Sebuah keinginan 'sederhana' dengan menjadi isteri yang baik untuk suami dan anak-anaknya. Dan juga membesarkan scene musik bawah tanah lewat sebuah EO yang berbeda dari yang selama ini pernah kita kenal. "Never say late to learn" nampaknya meleburkan makna yang sangat dalam bagi seorang Rins.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar