Apa Itu: Pro[j]ek Mimpi

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Selama mimpi ngga harus dibeli, jangan takut rugi menaruh hati pada keyakinan diri. Yakini dan miliki! |a reality book and workshop project by Bernadette Irene @blessedirene - seorang penulis kertas dunia maya,metalhead dan bekerja untuk tujuan kemanusiaan Motor penggerak kami adalah: ANDA dan jutaan pemimpi-pemimpi besar lainnya yang menginspirasi kami. Mari bermimpi - karena tidak ada mimpi yang kembali dengan sia-sia. Awal mewujudkan mimpi adalah dengan menuliskan mimpi itu sendiri. Kirimkan tulisan berisi mimpi kalian dalam format digital (.doc, .rtf atau .txt) ke projekmimpi@gmail.com Tulisan yang paling unik, inspiratif dan membawa motivasi bagi banyak orang akan dibukukan dalam "Pro[J]ek Mimpi" dan selanjutnya dipresentasikan ke dewan publik yg terdiri dari orang-orang awam,publik figur dan juga calon sponsor yang boleh jadi menjadi salah satu jalan untuk membantu mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Tidak ada batas waktu pengiriman tulisan. Mari bermimpi dan retaskan mimpimu dalam deretan aksara!

Sabtu, 19 November 2011

Kado Kecil Pemimpi Besar

Jawaban di titik bawah nol

Sebuah bingkisan kecil masuk diantar merpati pos digital ke kotak suara virtual. Bertelur..cekling dan kamipun mengambilnya dengan hati-hati. Telur berisi aneka ragam mimpi diletakkan di tumpukan jerami terbaik yang kami punya.Dari balik amplop bingkisan tertulis rapi agar semua yang berkaitan dengan jati diri si pengirim bingkisan disimpan saja dalam kotak penuh mimpi dan harapan. Satu-satunya yang tersisa selain jenis kelaminnya yang merupakan keturunan hawa adalah nama panggilannya, Silvy.

Perjalanan wanita muda ini dalam pencarian [jalan kebenaran] itu justru berawal dari kebencian. Rasa itu membuncah karena beban kekecewaan. Rasa perih akibat pecutan dan fondasi yang berseberangan.

Di usia belia, banjir pergolakan sudah memenuhi ruang otak. Logika beradu dengan fakta, hingga akhirnya menemukan jawaban yang berasal dari sebuah keyakinan.

Masa kecil wanita pengantar bingkisan pertama untuk Pro[J]ek Mimpi ini diakui penuh dengan keajaiban. Dari mulai kehilangan perhatian di tengah masa pencarian yang berubah pada keputusasaan. Namun lagi-lagi, ketika gelembung mimpi sudah terlempar ke udara, ia akan terus terbang tinggi dan tak ada yang bisa memecahkannya.

Keajaiban berikutnya mampir kepadanya dalam bentuk gelembung berisi koin pendidikan. Kling! koin dimasukkan dan kesempatan mengecap pendidikan gratis yang pada waktu itu hanya berhenti di angan, dan kepalan tangan akibat perasaan yang tak mengenakkan dari sebagian golongan.

Berangkat dari angan bercampur harapan, ia menceburkan diri ke dunia yang bergelut dengan salah satu kebutuhan dasar manusia, kesehatan. Meski tidak berhadapan langsung dengan yang menderita, namun setetes asa bisa diulurkannya pada mereka yang harus menjalani hidup jauh dari kenyamanan.

Ketika mendapat kesempatan menimba ilmu di bidang yang berkaitan dengan kehidupan orang banyak di sanalah banyak potret nyata sisi lain kehidupan dari kacamata yang berbeda. Perjalanan ke daerah pelosok negeri tercinta ternyata sukses membukakan mata. Membuatnya meneteskan titik-titik air mata yang diyakini penuh makna.

Dalam rangkaian aksara sederhana, lewat aktivitas kesehariannya yang berhubungan dengan kesehatan dan kemanusiaan, pertolongan bisa diulurkan. Sebuah titipan dari sang pencipta kehidupan dan juga balasan karena dirinya sering banyak menerima uluran bantuan.

Lewat kacamata multidimensinya, ada kuotasi luar biasa: hidup adalah keajaiban, anugerah dari Allah. [Setiap orang adalah bintang, dan akan bersinar dengan caranya dan jalannya masing-masing. Dan jalan hidup tak selalu tanpa kabut, tapi pelangi selalu akan muncul sehabis hujan. Itu adalah satu-satunnya janji Allah yang bisa menguatkan kita ketika terjatuh]

Salam Mimpi,



//Pengirim Bingkisan//
*Dari pengirim bingkisan yang nama lengkapnya [belum] ingin dimunculkan*