Apa Itu: Pro[j]ek Mimpi

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Selama mimpi ngga harus dibeli, jangan takut rugi menaruh hati pada keyakinan diri. Yakini dan miliki! |a reality book and workshop project by Bernadette Irene @blessedirene - seorang penulis kertas dunia maya,metalhead dan bekerja untuk tujuan kemanusiaan Motor penggerak kami adalah: ANDA dan jutaan pemimpi-pemimpi besar lainnya yang menginspirasi kami. Mari bermimpi - karena tidak ada mimpi yang kembali dengan sia-sia. Awal mewujudkan mimpi adalah dengan menuliskan mimpi itu sendiri. Kirimkan tulisan berisi mimpi kalian dalam format digital (.doc, .rtf atau .txt) ke projekmimpi@gmail.com Tulisan yang paling unik, inspiratif dan membawa motivasi bagi banyak orang akan dibukukan dalam "Pro[J]ek Mimpi" dan selanjutnya dipresentasikan ke dewan publik yg terdiri dari orang-orang awam,publik figur dan juga calon sponsor yang boleh jadi menjadi salah satu jalan untuk membantu mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Tidak ada batas waktu pengiriman tulisan. Mari bermimpi dan retaskan mimpimu dalam deretan aksara!

Minggu, 13 November 2011

Buang-buang Mimpi [Muhammad "Bounty" Bantarangin]



Sisa Buangan Anti Pengangguran
Ketika keranjang sudah terasa semakin penuh, ada saatnya untuk membuang. Bukan hal mudah untuk rela membuang. Namun agar wadah tak tumpah, isi harus dikurangi. Inilah yang terlontar dari seorang Mohammad Bantarangin atau sebagian besar orang mengenalnya sebagai Bounty ketika mengupas sebuah kata sakral: mimpi. Dan tentunya lebih dari sekedar oleh-oleh dari pulau bantal.

Dilahirkan dari keluarga yang cukup berada, namun juga harus kehilangan orang terdekat yang paling disayang [ayah-red] harus pergi selamanya ketika umur Bounty masih belia. Kehilangan jelas membuat terpukul. Namun dari sinilah pencapaian mimpi dimulai.

Kehidupan Bounty kecil serta merta berubah. Rumah mewah yang tadinya dihuni ibu, harus rela untuk memejamkan mata di hunian yang kian sempit dan bahkan akhirnya menerima opsi untuk tinggal di rumah kontrakan yang benar-benar hanya satu petak kamar saja. Namun hal ini tidak membuatnya kecil hati. Justru kebalikanya, semua pengharapan dari orang-orang terdekat menjadi amunisi sejati.

Darah musik yang mengalir membuatnya enggan melanjutkan sekolah menengah ke tempat yang 'biasa'. Sekolah Menengah Musik Jogjakarta menjadi tempat melanjutkan impiannya. Meski secara akademis Bounty memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Lagi-lagi sistem pendidikan negara yang carut marut membuatnya gagal masuk di tahun pertama. "Hanya" karena telat membayar uang pangkal. Namun lagi-lagi banyak petikan arti kehidupan yang boleh jadi tak akan didapatkannya bila mengecap bangku sekolah. Bounty berkenalan dengan banyak eks SMM yang rata-rata didominasi seniman.

Nampaknya pembelajaran jalanan sudah terlanjur melekat pada diri Bounty. Tahun kedua kegagalan masuk SMM membuatnya memutuskan untuk tidak melanjutkan dunia persekolahan formal. Keputusan yang tidak mudah diterima oleh kebanyakan orang, dan lagi-lagi pembuktian adalah kunci pengakuan.

Jalanan memang memberikan banyak suntikan bagi Bounty. Banyak hal dipelajarinya dari jalanan. Mulai dari cara mencari makan hingga pelajaran kuliahan. Namun tetap, ada sisi rebel darinya. Baginya, dikalahkan [secara skill] adalah suatu ketabuan. Dan terbukti bila apa yang dipegangnya bukan sekedar rangkaian aksara, namun sebuah realitas. Salah satu analisis hebatnya adalah mengenai kategori orang pintar yang ternyata bukan terukur secara akademis, kemampuan menjelaskan suatu hal yang dengan sangat sederhana adalah suatu patokan yang tak terkalahkan.

Kecintaan terhadap musik masih belum luntur (bahkan kian menjadi-red). Kesempatan bekerja di studio musik memberinya banyak ketenangan untuk mempelajari berbagai ilmu yang bertalian dengan kesukaan bermodal kemampuan Bahasa Inggris yang dipelajarinya secara otodidak. Di masa ini (1997), Bounty
bertemu dengan anak-anak band metal syiar Purgatory.



Meski mengaku memiliki masa lalu yang kelam, ayah satu anak ini enggan berbagi cerita seputar detil masa-masa kelamnya karena baginya tren 'kelam sebelum melek' adalah suatu hal yang sifatnya super tabu. Hingga detik ini, boleh jadi banyak mimpi telah dibuang ayah satu anak ini. "Mati di jalan Allah". Sepenggal kalimat singkat dengan makna dalam walaupun jalan menuju kesana sendiri diakui Bounty tidak pernah dipikirkannya. Sebagian jalan kecilnya boleh jadi dengan ia menjadi personil Purgatory dan menelurkan kreativitas di film dan klip. Dengan sukses pula ia meredefinisi arti pengangguran [ketika sudah tak tahu lagi apa yang harus dikerjakan-red] Pencapaiannya saat ini jelas tak luput dari kuotasi yang maha dahsyat dari Q.S Al-Baqarah 286. "Segala kebaikan dan kekurangan yang terjadi saat ini adalah buah dari tanaman masa lalu kita semua,"

2 komentar:

  1. dalem nich bang bounty,lanjutkan perjuangan anda di purgatory dan bersama wearemogerz kita kurangi pengangguran,bang

    BalasHapus
  2. setoedjoe.. (angkat dua kepal tangan) hehehe... sukses terus buat cita-cita luhurnya pro[j]ek mimpi.

    BalasHapus